Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker
serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia,
setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker serviks.
Jadi, jangan lagi memandang ancaman penyakit ini dengan sebelah mata.
Berikut ini lanjutan dari 13 hal yang wajib Anda ketahui tentang
kanker serviks.
6. Berapa lama masa pertumbuhannya?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi
keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang
berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah
untuk mengatasinya. Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel
abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker.
Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap
infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.
7. Benarkah perokok berisiko terjangkit kanker serviks?
Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara
kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit
penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di
British Journal of Cancer pada tahun 2001. Menurut Joakam Dillner,
M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun”
lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan
kemungkinan terjadinya kondisi
cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “
Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.
8. Selain itu, siapa lagi yang berisiko terinfeksi?
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia
antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual
sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa
meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali
dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20
tahun. Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah
partner seksual. Semakin banyak
partner seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah
partner seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji
pap smear
abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi
virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi
vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat
kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.
9. Bagaimana cara mendeteksinya?
Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun,
pap smear
bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi
penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat
(cuka) yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika
menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan
terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi
Hybrid Capture II System (HCII).
10. Bisakah dicegah?
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit
kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya
jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya
pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara tidak
berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti, rajin melakukan
pap smear
setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual,
memelihara kesehatan tubuh, dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum
pernah melakukan kontak secara seksual.
11. Haruskah mengambil vaksinasi HPV?
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah
infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks.
Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan
menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi
dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi
perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil
kelamin.
Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila
diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif
secara seksual. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu
tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun
hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang
semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali
suntik.
12. Apakah vaksinasi ini memiliki efek samping?
Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh
dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya.
Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan,
nyeri, dan bengkak di tempat suntikan. Efek samping yang sering
ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin
ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu
menyusui boleh menerima vaksin ini.
13. Kalau sudah terinfeksi, bisakah disembuhkan?
Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker
serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah
mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai
stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada
organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.
Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat
penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih
harus mendapatkan terapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi.
Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita
mengalami kesembuhan.
(Sumber: kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar