Etika bercinta



KOMPAS.com — Kata atau kalimat apa yang Anda katakan kepada pasangan saat akan mengajaknya bercinta? Apakah Anda juga mempersiapkan diri sebelum melakukan hubungan seksual? Hal-hal seperti ini memang terkesan kecil dan tak begitu penting sehingga sering diabaikan. Padahal, etika juga diperlukan dalam berhubungan seksual.

Masalahnya, etika bercinta tidak diajarkan di mana pun, bahkan tidak di kelas kepribadian sekalipun. Namun, sebenarnya mudah saja. Inti dari aturan bercinta sama, kok, seperti aturan lainnya, "perlakukan pasangan seperti Anda mengharapkan pasangan memperlakukan Anda".

Nah, sekarang coba bayangkan perlakuan apa yang Anda inginkan saat bercinta? Jika masih bingung juga, maka kami beri contekannya.

Bersih dan cantik
Bagaimana penampilan Anda saat hendak bercinta? Apakah berdandan cantik dan memakai pakaian menggoda? Atau hanya tampil seadanya dengan pakaian tidur yang kumal dan tidak rapi, bahkan belum atau tidak mandi atau tidak gosok gigi?

Tidakkah Anda berpikir pasangan akan memerhatikan hal-hal seperti ini dan akan melakukan hal yang sama? Anda mungkin sedang merasa bergairah. Namun, jika Anda tidak mau repot untuk membuat diri Anda menggairahkan, apakah cukup bijaksana mengajak pasangan bercinta? Melihat penampilan Anda, pasangan malah mungkin tidak tertarik untuk bercinta. Jika di depan orang banyak Anda merasa harus tampil rapi dan cantik, maka mengapa di depan pasangan tidak?

Jadi, jangan mulai menggoda untuk foreplay jika tubuh Anda masih bau makanan yang bisa menimbulkan bau napas tak sedap. Akan lebih baik jika Anda membersihkan badan dulu, mandi, dan kalau perlu memakai parfum kegemaran pasangan agar Anda tampil menggoda dan menggairahkan.

"Say what you want"
Tidaklah bijaksana dan tidak juga dibenarkan jika Anda hanya menyerahkan diri kepada pasangan seraya memberikan sinyal, "Ini tubuhku, coba pikirkan apa yang bisa kamu lakukan dengan tubuhku ini."

Daripada pasrah malah tidak puas, mengapa tidak mengatakan apa yang Anda inginkan? Anda hanya perlu sedikit mengumpulkan keberanian dan rasa percaya diri untuk meminta pasangan melakukan apa mau Anda. Hal ini juga akan membuat pasangan melakukan hal yang sama pada Anda.

Toh, jika Anda tak bisa membantu pasangan untuk memuaskan Anda, maka Anda akan membuat pasangan gagal menjalankan tugasnya. Alhasil, hal ini bisa menimbulkan sikap saling menyalahkan, kemarahan, dan saling menuduh.

Jangan mencela
Apa yang Anda lakukan saat melihat perut pasangan mulai tak terlihat six pack lagi? Mengkritik atau bahkan mencela? Ups, jangan lakukan hal itu. Anda tentu tak mau mengalami hal yang sama, kan, dicela pasangan karena tubuh yang mulai melar?

Apalagi ada hal-hal dalam diri perempuan yang berpotensi menimbulkan kritikan ataupun celaan saat bercinta. Salah satunya adalah saat pemanasan yang panjang. Pada saat ini, udara yang masuk ke dalam "Miss V" terkadang keluar seperti bunyi buang angin yang pelan? Istilahnya, love butterflies.

Jika hal ini terjadi pada Anda, maka tak perlu merasa malu. Berikan saja penjelasan ilmiah ini pada pasangan agar ia tidak mengritik ataupun mencela Anda. Toh, sebenarnya kita pun punya hak untuk "bersuara" di depan pasangan, mengatakan atau melakukan apa pun yang kita inginkan, tanpa khawatir dicela.

Tanpa paksaan
Hindari bercinta dengan amarah atau mengkritik. Seks yang diwarnai umpatan tidaklah sehat. Begitu pula bercinta dengan paksaan. Itulah pentingnya Anda mengatakan apa yang diinginkan, termasuk ketika Anda sedang tidak menginginkan seks.

Jadi, pastikan pasangan tahu apa yang Anda mau dan persetujuan Anda untuk berhubungan seks. Etika seksual tidak ada artinya jika Anda dan pasangan tidak saling menghargai hak seksual dasar masing-masing.

Saling menghormati
Pernahkah Anda menolak ajakan pasangan? Atau sebaliknya, ajakan Anda ditolak pasangan? Apa pun itu, Anda berdua mesti berbesar hati dan siap menerima penolakan. Tidak setiap saat kita siap beraksi, bukan?

Apalagi jika Anda merasa tidak dapat atau tidak mau memberikan apa yang pasangan inginkan (misalnya, seks oral). Anda berhak menolak dan pasangan tak boleh bersikeras memaksa Anda untuk melakukannya.

Tentu saja, penolakan ini jangan Anda berlakukan selamanya. Tidak ada salahnya sesekali Anda memberikan layanan tersebut demi kepuasan pasangan. Dengan begitu, pasangan pun akan senang hati memberikan apa yang Anda inginkan. Ayo, saling menghormati kebutuhan masing-masing.

Ekspresi kepuasan
Ketika pria mencapai puncak, itulah akhir dari kegiatan seks Anda. Enaknya menjadi perempuan, kita bisa mendapatkan klimaks alias orgasme berkali-kali. Meski untuk itu, kita membutuhkan foreplay agak lama.

Di sini, Anda perlu meminta pasangan bersikap bijak. Maksudnya, minta pasangan untuk tidak egois menyelesaikan "permainan" dan menunggu Anda juga. Mengetahui Anda berhasil dipuaskan akan memberi ekstra kepercayaan diri pada pasangan.

Katakan terima kasih
Jika Anda dapat mengucapkan terima kasih kepada pelayan restoran, semestinya Anda pun bisa berterima kasih kepada pasangan atas "kesediaannya". Kalau Anda malu mengucapkannya, ada banyak cara kok untuk berterima kasih tanpa perlu berkata-kata.

Biarkan tetap rahasia
Tahukah Anda mengapa orang India tidak memelihara burung kakatua atau beo di kamar tidur? Jenis burung ini akan dengan mudah mempelajari dan mengulang ucapan tuannya.

Eit, ini bukan berarti kami menyarankan Anda untuk tidak memelihara burung di rumah. Maksudnya, apa pun yang diucapkan Anda dan pasangan pada saat orgasme, (istilahnya "nyanyian burung di pagi hari") itu bersifat pribadi dan harus dirahasiakan. Jadi, tetaplah menjaga rahasia itu untuk Anda berdua saja, ya.

(Erma Dwi Kusumastuti/Majalah Chic)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog


Silahkan Menjadi Follower Dan Dapatkan Info Yang Bermanfaat