Ini Dia Sindrom Kaki Tak Mau Diam


KOMPAS.com — Pernahkah Anda merasa tak bisa mengontrol kaki Anda sendiri, rasanya ada dorongan untuk menggerakkan kaki, entah untuk lari, berjalan, atau apa pun kecuali duduk tenang atau berbaring? Bila iya, mungkin Anda menderita sindrom kaki tak mau diam (restless leg syndrome/RLS).

RLS dialami sedikitnya 23 persen penduduk dunia. Namun, hanya satu dari 20 orang dengan RLS yang didiagnosis dan mendapat terapi dengan tepat. Demikian menurut Profesor Richard Allen, ahli saraf dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat.

Penderita RLS sering kali didiagnosis menderita gangguan tidur, kecemasan, depresi, gangguan sirkulasi darah, arthritis, dan gangguan konsentrasi. Orang yang pernah mengalami RLS melaporkan bahwa rasa sakit yang mereka rasakan tidak ada padanannya. Bukan sakit, melainkan rasa seperti ketika ratusan semut atau kutu merayap di kaki.

Sindrom RLS ini bisa menyerang siapa saja, dari semua usia, tetapi bertambahnya usia membuat peluang Anda untuk menderita RLS semakin besar. Apa yang dapat menyebabkan dorongan liar pada kaki ini? Dokter belum bisa menjawab dengan pasti.

Para ahli medis kini mengaitkan sindrom kaki tak mau diam ini dengan penyakit metabolik di otak. Menurut para ahli, orang yang menderita RLS mengalami kekurangan zat besi di area tertentu di otaknya. Area yang disebut juga dengan pusat hitam dan merah ini adalah bagian otak yang berfungsi dalam mengatur pergerakan.

Kekurangan zat besi di otak, yang hanya akan terlihat jelas lewat pemindaian otak, akan menyebabkan berkurangnya dopamin yang pada akhirnya menimbulkan sensasi tertentu di kaki dan dorongan untuk terus bergerak tanpa bisa dikontrol.

Para ahli juga menemukan bahwa sindrom kaki tak mau diam ini terkait dengan faktor genetik. Itu sebabnya RLS lebih banyak diderita wanita ketimbang pria. RLS juga akan semakin buruk saat periode menstruasi atau saat seseorang tidak aktif (di malam hari atau duduk terlalu lama).

Dalam kebanyakan kasus, RLS tidak membahayakan kesehatan, namun cukup mengganggu. Bila Anda mengalami sindrom ini, perubahan gaya hidup dapat mengurangi penderitaannya. Kurangi minuman yang mengandung kafein tinggi atau minuman beralkohol.

Konsumsi zat besi, asam folat, atau magnesium juga diyakini mengurangi gangguan RLS. Karena itu usahakan agar diet Anda mengandung semua bahan itu.

Namun, bila sindrom kaki tak mau diam ini sangat mengganggu hidup Anda, mintalah obat kepada dokter. Obat yang bisa memulihkan keseimbangan kadar dopamin di otak terbukti manjur untuk mengatasi gangguan kaki tak mau diam ini.
Author: AN
Editor: hertanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog


Silahkan Menjadi Follower Dan Dapatkan Info Yang Bermanfaat